Wijen merupakam biji-bijian penghasil minyak pertama yang
dikenal manusia. Biji-biji wijen dapat diolah menjadi minyak, yang secara
internasional dikenal dengan istilah sesame
oil.
Minyak wijen memiliki warna cokelat gelap hingga cokelat
muda, aroma wangi yang tajam, serta rasa yang sangat gurih. Minyak wijen
umumnya digunakan sebagai minyak makan, yaitu untuk salad dressing, marinade,
sup, hamburger, roti, kukis, cokelat, es krim, serta aneka hidangan panggang.
Minyak wijen juga banyak digunakan sebagai pelembut kulit,
laksatif, industry margarin, dan sabun. Bangsa Cina telah menggunakan minyak
wijen sebagai obat sakit gigi sejak abad ke-4.
Tingginya kadar asam lemak tidak jenuh (omega-6 dan omega-9)
pada minyak wijen dapat menurunkan kolesterol, memperbaiki proses penglihatan
dan sakit kepala. Suku Indian telah menggunakan minyak wijen sebagai
antibakteri untuk pembersih mulut (obat kumur).
Minyak wijen mengandung banyak antiokasidan, lesitin, dan
vitamin E (tokoferol) itulah yang menyebabkan minyak wijen tidak mudah tengik,
baik selama proses penyimpanan maupun penggunaan. Komposisi minyak wijen
terdiri dari 43 persen asam oleat (omega-9), 43 persen asam linoleat (omega-6),
9 persen asam palmitat, dan 4 persen asam stearat.
Keistimewaan minyak wijen dibandingkan minyak jenis lain
adalah stabilitasnya yang sangat tinggi, baik selama penyimpanan maupun
pemanasan, sehingga tidak mudah menimbulkan bau tengik. Penyebabnya wijen
mengandung vitamin E dan lignin, yaitu sesamin dan sesaminasol.
Proses penyangraian wijen akan mengubah sesaminol menjadi
sesameol. Sesaminol dan sesameol merupakan antioksidan yang sangat kuat, bahkan
lebihkuat dibandinkan vitamin E.
Itulah yang menyebabkan wijen sangrai menghasilkan minyak
dengan kualitas yang lebih baik daripada wijen mentah.